
(oleh: Tiara Sevi Nurmanita)
Creative Writing
Atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai menulis kreatif.
Hm, ketika kalian membaca kata “menulis” dan “kreatif”, apa yang ada dipikirkan kalian? Pasti mayoritas terpikirkan tentang tulisan-tulisan ciamik seperti cerpen, puisi, dan mungkin cerita di novel-novel romansa?
Sebelum mengenal lebih jauh, ada beberapa pertanyaan untuk memastikan kamu paham bagaimana menulis kreatif itu.
1. Apa yang sudah kamu baca hari ini?
2. Apa bacaan atau buku favoritmu?
3. Apa imajinasi unik yang pernah kamu pikirkan?
Sudah mendapat jawabannya?
Here we go, kita mulai dari kata “kreatif”.
Berdasarkan KBBI, kreatif dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan. Dalam hal tulis menulis, kreatif disebut sebagai bagaimana seseorang dapat memproses perasaan atau pemikirannya dalam bentuk tulisan. Karya sastra merupakan salah satu bentuk dari menulis kreatif itu. Sastra ditulis berdasarkan imajinasi si penulis itu sendiri, dan tentu saja berdasarkan pengalaman di sekitar penulis. Sesuai dengan yang ditulis oleh Jannah, dkk (2019) bahwa menulis kreatif itu menceritakan peristiwa yang pernah dialami dengan memanfaatkan imajinasi yang dituangkan dalam sebuah tulisan.
Tapi imajinasi tidak hanya untuk tulisan sastra bukan? Tulisan apapun tentunya penulis perlu inspirasi terlebih dahulu. Setiap penulis perlu memiliki kemampuan untuk mengendalikan pikiran kreatif yang ada dalam pikiran dan menuangkannya dalam sebuah kalimat dengan struktur yang baik (Ninawati, 2019).
Sebuah laman Oxford Summer Courses, menuliskan tentang tulisan yang dapat dihasilkan dari menulis kreatif tidak hanya tulisan sastra, bahkan tulisan non sastra juga bisa. Tulisan kreatif merupakan bentuk tulisan yang melampaui ranah tradisional dari bentuk penulisan normal, profesional, akademis, atau teknis. Hal itu mencakup sejumlah genre dan gaya yang berbeda di seluruh bidang penulisan fiksi dan non-fiksi; mendongeng, menulis drama, puisi, prosa, jurnalistik, dan banyak lagi.
Lalu, bagaimana dengan “menulis” itu sendiri? Seperti yang kita tahu, secara sederhana, menulis merupakan suatu kegiatan menyampaikan sesuatu dalam bentuk tulisan. Tulisan dapat sebagai menyampaikan pesan seseorang dalam bentuk tulisan (Yunus, 2021). Jadi, dapat disimpulkan bahwa “menulis kreatif itu sebuah kegiatan yang membuat sebuah rangkaian kalimat dan kata dari pesan seseorang untuk disampaikan kepada orang lain menggunakan imajinasi si pembuat tulisan itu.”
Oke, dari teori tersebut, pasti bertanya-tanya, apa yang harus pertama kali dilakukan untuk menulis kreatif? Tenang saja, karena menulis itu butuh yang namanya IBRIT.
1. “I” untuk Imajinasi
Yap, kita harus tahu apa yang akan kita tulis, pesan apa yang harus disampaikan, dan rancangan tulisan dari awal, alur/pertengahan, penutup.
2. “B” untuk Baca
Imajinasi saja tidak cukup membuat kita mengungkapkan apa yang dirasakan dalam bentuk tulisan. Tetapi kita harus memperkaya kosakata dengan membaca berbagai referensi/buku. Itu untuk mempermudah kita mengungkapkan rasa imajinasi kita dengan ragam kata. Mengapa ragam kata penting? silahkan saja bandingkan novel atau cerita yang ditulis anak-anak dengan karya orang dewasa. Beda toh rasanya? Karena kosakata yang dipahami anak-anak berbeda level dengan orang dewasa.
3. “R” untuk Riset
Heeeeiii, seliar-liarnya kita berimajinasi, kita harus riset dulu apakah yang akan kita tulis ini tidak terlalu antah berantah atau absurd. Bahkan film fantasy yang terkenal sekalipun, penulisnya perlu riset tentang apakah mitos ini benar? Apakah kalimat dari sebuah bahasa X bisa dijadikan mantra? Dan lain sebagainya.
4. “I (lagi)” untuk Inovasi
Setelah dapat bahan, cobalah membuat tulisan yang kemungkinan tidak ada atau melakukan pembaharuan dari tulisan yang ada. Sebagai contoh, Ada karya ilmiah yang sama-sama menulis tentang “media pembelajaran” tetapi setiap tahun, ada saja penemuan media pembelajaran atau penggunaan media pembelajaran yang baru.
5. “T” untuk Tulis
Sudah dapat imajinasinya, bahan dari riset, dan kosakata baru? ya sudah tulis sana sebelum menguap, Tulisan yang baik adalah tulisan yang sudah selesai.
Apakah setelah tulisan selesai maka kegiatan menulis itu selesai? Tentu tidak sayang. Masalah typo, isinya aneh, atau apapun itu harus dicek ulang. Apa yang harus dilakukan? Tentu saja melakukan PENYUNTINGAN. Langkah ini penting setelah kita menulis untuk meminimalisir ada keanehan di tulisan kita. Berdasarkan Rockhan (1991) dan laman Oxford Summer Courses, ada 6 (enam) langkah dalam menulis kreatif, yaitu (1) Menentukan tema dan jenis tulisan; (2) Membuat kerangka/storyboard tulisan; (3) Mengembangkan plot dan/atau karakter tulisan; (4) Mematangkan apa yang harus ditulis; (5) Mengembangkan menjadi tulisan yang utuh; (6) Menata bahasa tulisan sebelum dibaca orang lain.
Ingat, meskipun langkah-langkah menulis secara teori terlihat, “wow amazing, gampang banget sat set sat set nulis langsung jadi.”
Tidak semudah itu, sayang.
Menulis tidak semudah kita memakan bakwan nyamnyamnyam.
Menulis itu tentang bagaimana kita mengekspresikan perasaan kita pada tulisan.
Tentang bagaimana mengolah untaian kata sehingga epic dibaca dan menjadi subarashi.
Menulis butuh latihan, pengalaman, dan kaya akan referensi (yes, we must read more book)
Karena tidak semua orang memiliki passion dalam menulis.
“Selesaikan tulisanmu, karena kamu sudah memulai menulis. Jangan sekali-kali membuat pembaca merasa terghosting karena tulisanmu belum selesai.”
Sumber Referensi:
https://kbbi.kemdikbud.go.id/ (KBBI)
https://oxfordsummercourses.com/articles/what-is-creative-writing/ (laman Oxford Summer Courses)
Jannah, E. M. N., Suwignyo, H., & Harsiati, T. (2019). Analisis Nilai-nilai karakter hasil karya menulis kreatif siswa. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 4(2), 149-155. http://dx.doi.org/10.17977/jptpp.v4i2.11928
Ninawati, M. (2019). Efektivitas model pembelajaran literasi kritis berbasis pendekatan konsep untuk meningkatkan keterampilan menulis kreatif siswa sekolah dasar. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 4(1), 68-78. https://doi.org/10.23969/jp.v4i1.1747
Rockhan. 1991. Menulis Kreatif: Dasar-Dasar dan Petunjuk Penerapannya. Malang: Asih Asah Asuh
Yunus, M., dkk. 2021. PDGK4305 – Keterampilan Menulis (Edisi 2). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. (ron)
Penulis adalah Dosen UPBJJ Universitas Terbuka Surabaya