Site icon NewBiz.id News

Warga Desa Mojogemi Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember Sulap Lahan Pekarangan Jadi Sumber Ekonomi

NEWBIZ.ID, JEMBER – Lahan pekarangan selama ini hanya dikenal sebagai lahan terbuka yang terdapat di sekitar rumah tinggal. Dibalik itu, lahan pekarangan rumah tangga dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai lumbung ekonomi keluarga. Baik sebagai penyedia tanaman pangan, sumber pangan nabati atau ternak/ikan, juga sebagai sumber bahan pangan hewani.


Bahkan, ada pekarangan rumah dibangun kolam renang berukuran sekitar 3 meter x 6 meter. Kolam renang sederhana yang diberi nama Kolam Mama ini banyak didatangi anak-anak. Pasalnya, karcisnya sangat terjangkau hanya Rp 2.000 untuk tiap anak. Tak heran, hamper tiap hari banyak anak anak datang untuk berenang. Apalagi, di sekitar kolam ada taman bermainnya juga.


“Hampir tiap hari banyak anak-anak desa maupun dari luar yang datang ke kolam renang ini,” kata Risdiyanto, pemilik Kolam mama kepada Newbiz.id. Menurut dia, Kolam Mama sudah didirikan empat tahun yang lalu. Atas inisiatifnya sendiri.


Sedangkan warga lainnya memanfaatkan lahan pekerangannya menjadi lahan budi daya cabai. Warga tersebut mengolah tanah yang kosong dan nganggur menjadi lahan pertanian cabai keriting. Tanaman cabai milik Pak Ita/ Moh Saifullah yang sudah berjalan sejak tahun 2019 lalu.


Itu yang dilakukan warga Desa Mojogemi Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Desa yang berada di perbatasan Kecamatan Jelbuk di Kabupaten Jember itu melakukan inovasi memanfaatkan pekarangan rumah untuk menjadi sumber ekonomi bagi pemiliknya.


Beberapa warga Dusun Sumber Langsat Desa Mojogemi mulai akhir-akhir ini mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada, salah satunya pekarangan rumah yang tidak dipakai.Praktek budidaya sumber pangan atau komoditas baik pertanian/peternakan maupun wisata desa dilakukan bertujuan untuk berorientasi ke arah bisnis.


“Selama kegiatan budidaya masih dilakukan di lahan-lahan pertanian, belum ada yang memanafaatkan lahan pekarangan di sekitar rumah,” kata Pak Ita/ Moh.Saifullah, salah satu warga Desa Mojogemi.


Namun, inovasi memanfaatkan lahan pekarangan rumah masih sederhanya. Sesuai kemampuan dan pengetahuan warga Desa Mojogemi. Minimnya pengetahuan dan keterbatasan, dalam hal penguasaan teknologi, mengakibatkan kurang berdayanya masyarakat tani dalam mengusahakan dan mengembangkan lahan pekarangan rumah.


Pemanfaatkan lahan pekarangan dengan budidaya berbagai komoditas tanaman, ternak/ikan sesuai luas lahan pekarangan untuk memperoleh pangan yang sehat. Untuk keluarga atau kemandirian pangan di tingkat rumah tangga. Sekaligus dapat mengurangi pengeluaran membeli sayuran, telur, daging ikan, atau membeli suplemen untuk meningkatkan imunitas tubuh anggota keluarga.


Jika dari hasil pekarangan kosong berlebih dapat dijual untuk menambah pendapatan keluarga atau berbagi ke tetangga. Berbisnis di lahan pekarangan kosong untuk memanfaatkan waktu dan tenaga selagi banyak berada di rumah. Sekaligus dapat mengurangi waktu untuk kegiatan yang tidak bermanfaat atau bermain media sosial sehingga pengeluaran untuk membeli kuota pun berkurang sekaligus menyehatkan pikiran dan menciptakan suasana lingkungan rumah yang hijau dan indah.


Prinsip pemanfaatan lahan pekarangan kosong dari aspek estetika adalah menjadikan pekarangan lebih indah, lebih nyaman, dan berkualitas. Budidaya tanaman, ternak atau wisata desa harus ditata atau diletakkan sedemikian rupa di lahan pekarangan rumah agar tidak mengurangi keindahan dan kenyamanan pemandangan yang mengganggap bahwa estetika mempunyai nilai tersendiri. (*)

Penulis : Busro Safiyullah.

Exit mobile version