
Penelitian mutakhir ini fokus pada penekanan pertumbuhan konsorsium bakteri penyebab penyakit bawaan makanan (foodborne bacteria) yang umum, termasuk Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Staphylococcus aureus.

“Pendekatan ini sangat penting karena satu jenis bakteriofag biasanya hanya efektif terhadap satu strain bakteri. Dengan membuat koktail yang berisi kombinasi beberapa fag, daya lisisnya menjadi lebih luas dan efektif terhadap berbagai jenis patogen yang mungkin ada dalam satu infeksi,” jelas Salsabila Jahroh, Ketua PKM-RE yang memimpin penelitian.
Proses penelitian mencakup purifikasi faga, pengujian efektivitas, hingga pengujian ketahanan koktail bakteriofag terhadap variasi pH dan suhu. Hasil uji menunjukkan temuan yang menjanjikan: faga tetap mampu membentuk zona bening yang jelas, yang mengindikasikan kemampuan lisisnya, bahkan setelah dipaparkan pada berbagai variasi pH. Aktivitas optimal faga diamati pada pH netral (7), namun faga juga masih stabil pada kondisi pH asam (3–5) maupun basa (9–11).
“Temuan ini menunjukkan bahwa faga memiliki struktur kapsid yang kuat, sehingga tidak mudah terdegradasi di saluran pencernaan,” tambah Adelia Meita, anggota tim peneliti. “Ini menjadi langkah awal yang penting menuju terapi faga yang lebih aplikatif, terutama dalam kasus infeksi yang disebabkan oleh lebih dari satu jenis bakteri atau pada infeksi rumah sakit yang sudah tidak responsif terhadap antibiotik.”
Prof. Erlia Narulita, SPd., MP.d., Ph.D berharap pengembangan koktail bakteriofag ini juga dinilai memiliki keunggulan karena sifatnya yang lebih ramah lingkungan dan sangat spesifik. Berbeda dengan antibiotik yang dapat menyerang mikrobiota normal, faga hanya menyerang bakteri target tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem mikroba dalam tubuh. “Ke depan, tim peneliti UNEJ berencana melanjutkan studi dengan melakukan uji in vivo untuk menilai efektivitas koktail faga dalam model hewan,” tutur Prof. Erlia Narulita, SPd., MP.d., Ph.D.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi signifikan dalam upaya global melawan krisis resistensi antibiotik dan membuka jalan bagi penggunaan bakteriofag sebagai terapi alternatif yang aman, efektif, dan berkelanjutan di dunia medis. (ron)
(ron)