
NewBiz.id, Jember – Tahun 2023 mendatang, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan Indonesia tak dapat lagi memasok kebutuhan untuk sejumlah negara di Eropa yaitu gas alam cair atau (liquefied natural gas/LNG).
Seluruh Produksi LNG hingga tahun 2023, Pasalnya hanya diperuntukkan bagi pembeli yang sudah memiliki kontrak.
Dilansir dari CNBC Indonesia.com, Arief Setiawan Handoko selaku Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas. Ia menegaskan bahwa ada beberapa negara-negara di Eropa yang menginginkan untuk disuplai gas ke negaranya. Hanya saja, bisa dipastikan tidak ada pasokan LNG lagi yang tersisa untuk memenuhi pembeli dari Negara Eropa.
Meskipun nanti proyek seperti Tangguh Train 3 on stream. “Yang jelas di tahun 2023 tak bisa mencukupi. Kecuali jika ada tambahan gas baru lagi dari Kalimantan yang masuk ke LNG Bontang, nah itu kemungkinan bisa,” papar Arief saat ditemui di Gedung SKK Migas, Jumat (15/7/2022).
“Hingga Semester I-2022 setidaknya produksi siap jual (lifting) LNG telah mencapai 88,5 kargo. Produksi tersebut yaitu berasal dari Kilang Tangguh sebanyak 50,2 kargo dan sisanya berasal dari Kilang Bontang yaitu 38,3 kargo.” jelasnya.
Total lifting LNG sepanjang tahun ini diproyeksikan dapat mencapai 197,6 kargo yang terdiri atas lifting dari kilang Tangguh 116,6 kargo dan ditambah dari Kilang Bontang 81 kargo.
Hal ini membuat negara-negara Eropa ketar-ketir karena Rusia mulai Senin (11/7/2022) menyetop aliran gas di pipa yang membawa gas ke Eropa. Pihak Moskow sebelumnya beralasan bahwa adanya penghentian aliran dari pipa gas tersebut hanya karena adanya pemeliharaan selama 10 hari ke Nord Stream 1.
Inilah sebabnya penghentian aliran gas Rusia yang melalui Nord Stream 1 itu bisa mengakibatkan Eropa terancam krisis gas. Karena seperti yang diketahui, Pipa Nord Stream 1 dapat mengangkut 55 miliar meter kubik (bcm) gas per tahunnya dari Rusia ke Jerman di bawah Laut Baltik.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebelumnya pun memberi peringatan kepada Eropa. Ia menyampaikan kelompok benua itu perlu mempersiapkan kemungkinan bahwa Rusia menyetop pasokan gas.
Menurut terjemahan NBC News, dikutip CNBC International,”Rusia tak pernah bermain sesuai aturan dalam energi. Tidak akan bermain kecuali memperlihatkan kekuatannya,” ucap Zelensky dalam aplikasi perpesanan Telegram, Selasa (12/7/2022).
“Sekarang tidak ada keraguan bahwa Rusia akan mencoba tidak hanya untuk membatasi sebanyak mungkin tetapi juga untuk sepenuhnya menghentikan pasokan gas ke Eropa,” imbuhnya. “Inilah yang perlu kita persiapkan untuk saat ini.
” Sumber: cnbcindonesia.com, 18 Juli 2022