Site icon NewBiz.id News

Siapa Orang Sukses? Orang yang Ngeyel, Gigih, Terus Bergerak… Fauzi Mantan Plh Sekda Jember Beri Motivasi dalam Yudisium ITS Mandala

MOTIVASI : Achmad Imam Fauzi SP MSi, staf Ahli Bupati Jember memberikan motivasi kepada calon wisaudawan S1 dan S2 ITS Mandala Jember/ foto-foto from its mandala

NEWBIZ.ID. ITS MANDALA – Institute Teknologi dan Sains (ITS) Mandala Jember menggelar acara Yudisium di Auditorium Sabtu (25/2). ITS Mandala mendatangkan pemateri Achmad Imam Fauzi SP MSi, staf Ahli Bupati Jember, mantan kepala Bappeda, mantan Plh Sekda Jember.  Achmad Imam Fauzi SP MSi didampingi Rektor ITS  Mandala Dr Suwignjo Widagdo SE MP MM Warek I Dr Agustin HP MM, Warek II Dr Yuniorita Indah Handayani SE MBA, Warek III Dr Lia Rachmawati SE MAk, Dekan FEB Dr Muhammad Firdaus SP MM MP,  Drs. Muhaimin  Dimyati, M.Si dan lain-lain.

Achmad Imam Fauzi SP MSi, mantan Plh Sekda Jember yang kini menjadi Staf Ahli Bupati Jember memberi motivasi dalam Yudisium Institut Sains dan Teknologi (ITS) Mandala Jember Sabtu, (25/2). Fauzi sapaan karibnya memberikan motivasi kepada calon wisudawan S1 dan S2 ITS Mandala.

Fauzi, sapaan karib PNS yang dikenal “pemberani” itu memaparkan kunci dalam kesukseskan. Pasalnya, kesuksesan tidak bisa diraih hanya dengan  duduk, diam. “Apa yang tidak tampak, belum tentu tidak terlihat, apa yang tidak tampak itu sangat menentukan yaitu karakter, konsistensi, komitmen,” ujar Achmad Imam Fauzi SP MSi di Auditrium ITS Mandala Jember.

Salah satu penentu kesuksesan, tentunya terletak pada sumber daya manusia (SDM)-nya. “Aspek SDM berupa karakter, kecerdasan moral. Itu yang akan mampu elaborasi, memelantingkan kita semua, pentingnya rekam jejak, selalu hadir menyelesaikan masalah, masalah  dihadiri, dimasuki dan dilalui maka akan muncul sintesanya. Di dalam teori pasar juga demikian yaitu ada supply dan demand,” ujarnya.

Fauzi menjelaskan, ada masa penggodokan,  masa pengambilan keputusan, menghadapi masalah bukan menghindari, yang tidak nampak itulah yang menentukan. “10 % yang Nampak ditentukan oleh 90 % yang tidak tampak,” ujarnya.

Dia menuturkan,  saat ini era Revolusi Industri 4.0, era disrupsi saat ini, banyak orang, melalui kecepatan, kemudian sering tampak di media sosial, tetapi fakta karakter tidak terbentuk sehingga dalilnya mudah dipatahkan.” Karakter harus mekanikal, harus melakukan perencanaan diri, tentukan satu dalil, jangan zig zag dalilnya, untuk menguji dalil,  (dalam konteks apapun).  Peradaban besar mengajarkan itu,” ujarnya.

Menurut alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jember tersebut,  ITS Mandala dalam pembelajaran, metodologi atau apa yang dilakukan dosen dan mahasiswa untuk mempraktikkannya. “Apa artinya tahu kalau tidak mempraktekkan, oleh karena itu lakukan sesuatu, ambil resiko, jangan takut gagal, kegagalan bukan lawan dari kesuksesan,  kegagalan piranti jumping stone untuk sukses. Jangan takut gagal tapi belajar gagal, saya malah berharap ada kelas khusus orang yang gagal di bidang ekonomi, politik. Orang yang pernah gagal bisa jadi nara susmber kelas-kelas itu untuk menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan,” pungkasnya.  (ron)

Exit mobile version