
NEWBIZ.ID.UMS JEMBER – Pasar kopi dunia yang masih sangat besar. Hal itu memberikan kesempatan kepada petani Kopi di Indonesia, termasuk petani Desa Pace, Kecamatan Silo Kabupaten Jember untuk ikut terjun ke pasar luar negeri.
Setelah mengikuti kuliah umum “Pengolahan Pasca Panen Kopi Berorientasi Ekspor” dengan nara Sumber Prof. Dr. Ir. Rubiyo, MSi. Peneliti Ahli Utama BRIN – Jakarta, petani kopi Desa Pace bersemangat. Apalagi, setelah kuliah umum, acara dilanjutkan dengan mengunjungi kelompok tani binaan Faperta Universitas Mochammad Sroedji Jember yang tergabung dalam Gapoktan SUKAMAJU di Desa Pace, Kecamatan Silo yang dipimpin Zainal Arifin.
Zainal Arifin menyampaikan bahwa gapoktan SUKAMAJU telah mampu mengirim sebanyak 4-5 truk per hari (sekitar 40 ton) untuk industri kopi. “Produknya kami jual kepada anak perusahaan Kopi Kapal Api rata-rata senilai Rp. 1,2 M pertahun dan petani kopi Desa Pace mampu membayar pajak penjualan kopi ke negara sebesar Rp 300 juta,” kata Zainal Arifin.
Melihat itu, Prof Rubiyo memberikan tanggapan. “Mengacu pada arahan Presiden RI yang disampaikan pada rapat terbatas, Petani memang perlu keluar dari aktivitas on farm menuju off farm (terutama pasca produksi) dengan memberikan nilai tambah pada usaha taninya,” ungkap Prof Rubiyo. .
Untuk itu petani perlu skema pembiayaan dan mendapatkan pendampingan. UMKM yang bergerak dalam skala ekonomi kecil di dorong untuk berkolaborasi dalam korporasi besar sehingga memiliki skala ekonomi yang besar.
“Hal ini seirama dengan mimpi petani kopi Desa Pace, termasuk Bapak Zaenal yang ikut kuliah umum. Bapak Zainal menyampaikan bahwa Kopi MILO (Milik Orang Silo”) Jember, suatu saat akan mampu menembus pasar Internasional, saya harap juga demikian,” kata Ir Bibit Lilik Lestari, M Kes ketua LP2M UMS Jember. (ron)