
NEWBIZ.ID.SMP KALIBARU – Semangat Ahmadianto, siswa kelas VII SMPN 2 Kalibaru Banyuwangi untuk melanjutkan sekolah patut diacungi jempol. Di tengah keterbatasan ekonomi orang tua, Ahmadianto rajin sekolah di SMPN 2 Kalibaru. Karena tak mampu beli sepeda pancal, Ahmadianto pilih jalan kaki dari sekolah ke rumahnya di RT 03/RW 02 Dusun Barurejo Desa Kalibaru Manis Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.
Anak kedua dari dua bersaudara itu ingin bisa melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya ke SMA bahkan bisa kuliah. Meski ayahnya tidak memiliki pekerjaan tetap. Kalupun kerja biasanya hanya menjadi buruh tani. Penghasilan ayahnya itu hanya bisa untuk meemeuhi kebutuhan utama sehari-hati. Tak heran, makan setiap haripun seadanya. Malah terkadang tidak ada makanan di rumahnya.
Tak heran, Ahmadianto rajin puasa Senin dan Kamis. Ahmadianto juga sering membantu pekerjaan rumah. Apapun yang bisa dilakukan dilakukan. Bahkan, kadang juga membantu ibunya masak di dapur. Pasalnya, kesehatan jiwa ibu Ahmadianto sering terganggu. Jika kondisi sehat seperti orang biasa tetapi kalo sedang kambuh tidak bisa berkativitas secara normal.
Namun, hal itu tak membuat Ahmadianto patah arang. Ahmadianto yakin Allah SWT adil sehingga dia akan tetap berjuang keluarga. Khususnya untuk melanjutkan pendidikan. Ahmadianto makin terlecut untuk belajar lebih giat saat tahu, kakak kandungnya yang perempuan hanya mampu sekolah sampai SMP. Setelah itu lebih memilih nikah karena sudah tidak bisa melanjutkan sekolah lagi. Kini kakaknya sudah tinggala bersama suaminya. ‘“Saya tidak ingin putus sekolah setelah lulus SMP seperti kakakku,” kata Ahmadianto
Melihat kondisi Ahmadianto, Guru Bimbingan Konseling (BK) SMPN 2 Banyuwangi Zarima terketuk. Zarima berkunjung ke rumah Ahmadianto yang hanya berjarak tidak sampai 2 kilometer dari SMPN 2 Kalibaru. “Saya trenyuh melihat Ahmadianto, anaknya rajin dan semangat,” kata Zarimah Helmy Karim.
Menurut Zarima, Ahmadianto siswa yang rajin dalam belajar maupun kegiatan di sekolah. “Saat saya Tanya-tanya ternyata Ahmadianto ini anaknya orang tidak mampu. Maka saya berkunjung ke rumahnya dan ketemu ayah dan ibunya,” ujarnya.
Melihat kondisi itu, sambungnya, dia menilai Ahmadianto memprlukan orang tua asuh yang bersedia untuk membantu memnuhi kebutuhan belajarnya. “Dia tiap hari jalan kaki di jalan paving yang lebarnya sekitar 1,5 meter dari rumah ke sekolah. Tiadk tidak mengeluh sama sekali meski serba kekurangan,” ujarnya.
Dia telah memberikan motivasi kepada Ahmadianto untuk terus belajar giat untuk menggapai cita-citanya. “Saat ini banyak beasiswa level siswa ataupun mahasiswa. Asal belajar giat saya yakin cita-cita untuk melanjutka pendidikan ke perguruan tinggi tercapai. Saat Banyak neasiswa,” ujarnya. (ron)