
NEWBIZ.ID. UMS JEMBER – Bibit Lilik Lestari, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Mochmmad Sroedji (UMS) Jember melakukan inovasi membuat pupuk organik. Bu Bibit, sapaan karibnya, membuat pupuk organik dengan memanfaatkan mikro organisme lokal (MOL). Inovasi ini diwujudkan dalam penelitian dengan judul Subtitusi pupuk kimia dengan pupuk organik MOL dalam meningkatkan produktivitas Padi Sri (System of Rice Intensification).
Penelitian yang dilakukan di Kampus UMS Jember ini bertujuan untuk untuk mengevaluasi penggunaan pupuk MOL yang disubstitusikan dengan pupuk an-organik NPK dalam meningkatan produktivitas tanaman padi system SRI. “Penelitian ini untuk mencari pupuk alternatif yang lebuh murah dan ramah lingkungan,” kata Bibit Lilik Lestari.
Menurut Bibit, hasil penlitiannya bagus untuk inovasi pupuk organik. “Alhamdulillah hasilnya bagus. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa, pupuk organik MOL dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman padi, alikasi pupuk organik MOL dengan 75% – 100% dosis pupuk kimia NPK memberikan hasil yang terbaik dalam meningkatkan produktivitas tanaman padi,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Bibit merekomendasikan penggunaan penggunaan MOL untuk pupuk organik. ‘Kami rekomendasikan bahwa pupuk organik MOL dapat digunakan sebagai substitusi atau tambahan pupuk kimia NPK sebaesar 25% dalam budidaya padi SRI,» ujarnya. Padi SRI adalah padi yang teknik budidanya mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50%, bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100%.
Peranan pupuk sangat penting dalam peningkatan produksi pertanian. Namun, keberadaan pupuk anorganik bersubsidi kini langka. “Menurunnya subsidi pupuk dari pemerintah menjadi kendala bagi petani. Di sisi lain, penggunaan pupuk kimia yang terus menerus dapat menurunkan kualitas tanah dan terjadi kelandaian peningkatan produksi,” ujarnya.
Untuk itu perlu dicari solusi agar petani tidak bergantung pada pupuk kimia. “Salah satunya adalah dengan memanfaatkan mikroorganisme local sebagi pupuk organic yang dapat meningkatkan produktifitas tanaman dan ramah lingkungan,” ungkapnya.
Menurut dia, mikroorganisme local (MOL) adalah cairan hasil fermentasi yang mengandung mikroorganisme local yang berguna dalam mempercepat penghancuran bahan-bahan organik (dekomposer) atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman. “MOL merupakan kumpulan organisme bermanfaat yang dapat digunakan sebagai pupuk organik bagi tanaman. Eksplorasi dan pengembangan MOL sangat murah dan mudah dilakukan karena sumber biakan mikrobanya berasal dari lingkungan petani itu sendiri,” imbuhnya.
Peran MOL sebagai dasar komponen pupuk organic diharapkan mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah, biologi tanah serta menyeimbangkan kembali ekosistem pertanian sehingga produktivitas tanaman meningkat. Penggunaan pupuk organic MOL dalam dosis yang tepat diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sehingga nantinya secara perlahan pupuk organic tersebut mampu mensubstitusi penggunaan pupuk kimia. (ron)