Site icon NewBiz.id News

Dukung Sentra Agribisnis Bawang Merah, Polije Perbaiki Teknik Budidaya dan Pemasaran

NEWBIZ.ID, JEMBER – Dr. Ir. Edi Siswadi, M.P., Ir. M. Zayin Sukri, M.P. dan Dr. Ir Rahmat Ali Syaban, M.Si, Akademisi Politeknik Negeri Jember (Polije) mendampingi para petani di Kelompok Tani Rowo Makmur Satu Desa Sumber Kedawung Probolinggo. Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber dana PNBP Politeknik Negeri Jember tahun 2022.

“Bawang merah merupakan sayuran semusim yang digunakan sebagai bumbu penyedap masakan sehari-hari yang menyumbang kontribusi besar terhadap produksi hortikultura dan tingkat inflasi nasional, selain bawang putih, cabai besar, cabai rawit, kentang, tomat dan wortel,” kata Dr Ir Edi Siswadi MP, ketua tim pengabdian Polije.

Menurut dia, sebagai komoditas sayuran semusim yang paling diunggulkan di Indonesia, produksi bawang merah pada tahun 2016 hingga 2020 telah mengalami peningkatan sebesar 24,9%, yaitu mencapai 1.815.445,3 ton. Sentra produksi bawang merah nasional masih didominasi oleh tiga provinsi, yaitu Jawa Tengah dengan produksi 611.170 ton dan luas panen 65.410 ha, Jawa Timur dengan produksi 454.580 ton dan luas panen 47.500 ha.

Salah satu sentra Bawang Merah di Desa Sumber Kedawung, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo. Di desa ini sebagian besar lahan pertaniannya dikelola untuk budidaya bawang merah. Potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki Desa Sumber Kedawung dapat mendukung pengembangan desa menjadi sentra agribisnis bawang merah di Probolinggo. Bawang merah yang dibudidayakan di Desa Sumber Kedawung adalah bawang merah lokal kultivar Biru Lancor yang memiliki karakter umbi yang khas yaitu berwarna merah keunguan dengan aroma yang menyengat.

Teknik budidaya yang dilakukan oleh petani bawang merah di Desa Sumber Kedawung masih belum memenuhi norma budidaya tanaman yang baik dan benar (Good Agriculture Practices/GAP). Penggunaan benih umbi sebagai bahan tanam serta pemakaian pupuk dan pestisida kimia yang kurang bijaksana menjadi faktor kurang optimalnya produksi bawang merah kurang dan keuntungan ekonomi yang diperoleh petani.

Edi siswadi menjelaskan, Sejauh ini aplikasi pemupukan dan pengendalian OPT yang dilakukan oleh petani bawang merah di Desa Sumber Kedawung masih belum optimal karena menggunakan pupuk dan pestisida kimia dengan dosis melebihi anjuran. Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dapat membawa dampak negatif, antara lain terjadinya resistensi pada hama dan penyakit, adanya residu, resurjensi hama (hama meningkat setelah aplikasi pestisida), matinya musuh alami, ledakan hama sekunder (hama yang awalnya dianggap tidak penting), dan mengganggu kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan. Selain itu, penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan akan meningkatkan biaya produksi sehingga akan menurunkan keuntungan.

Oleh karena itu, bimbingan teknis terkait penerapan budidaya bawang merah sesuai dengan Good Agriculture Practices/GAP dan perbaikan manajemen pemasaran yang telah dilakukan kepada petani diharapkan akan berpengaruh positif pada peningkatan kualitas dan daya saing produk bawang merah serta menjaga kepuasan konsumen untuk menciptakan keberlanjutan kesejahteraan petani setempat.

“Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan juga telah sejalan dengan visi dan misi Kelompok Tani Rowo Makmur Satu dari Desa Sumber Kedawung yaitu menjadi petani bawang merah yang berdaya saing tinggi yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan menjadikan usaha pertanian komoditas bawang merah menjadi usaha yang maju dan moderen berbasis usaha industri yang berkelanjutan,” terang M. Zayin Sukri selaku anggota tim pengabdian.

Muryadi selaku perwakilan dari Kelompok Tani Rowo Makmur Satu menyampaikan. “Kegitan pengabdian PIM ini sangat bermanfaat bagi petani, karena sudah sesuai dengan kebutuhan dari petani. Oleh karena itu, ia berharap agar kegiatan ini dapat berkelanjutan sehingga akan memberikan dampak yang lebih luas bagi petani sekitar didaerah ini” ujar Muryadi.(ron)

Exit mobile version