
NEWBIZ.ID, JEMBER – Tiga Dosen Politeknik Negeri Jember (Polije) melakukan inovasi pengembangan produk melalui program pengabdian Skema Penerapan Iptek Masyarakat. Yaitu dengan Pengembangan Teknologi Oscillating Magneting Field (OMF). Tujuannya untuk inaktivasi mikroba pada produk Surimi ikan hiau Produksi Tefa Fish Canning Polije. Tiga dosen Polije yang melakukan pengembangan produk adalah Elok Kurnia Novita STP MP, Risse Entikaria R, SPd MSi, dan Muhammad Yunus S Kom, MKom.
Pengembangan produk Surimi sebagai produk antara berbahan dasar daging ikan hiu seperti untuk produk sosis, bakso, nugget, crab stick, kamaboko dan lain sebagainya menjadi produk rintisan Tefa Fish Canning. Bahan ikan hiu berasal dari ikan hiu botol yang tidak dilindungi atau bebas diperdagangkan.
Surimi merupakan produk olahan hasil perikanan setengah jadi. Bahan bakunya berupa daging ikan lumat beku yang telah mengalami proses pencucian (leaching), pengepresan, penambahan bahan tambahan (cryoprotectant), dan pengepakan.
Kualitas surimi ditentukan oleh kondisi bahan baku berupa ikan. Ikan yang terkontaminasi oleh mikroba, akan menurunkan kualitas surimi selama proses penyimpanan. Ikan telah terkontaminasi mikroorganisme dari unit penangkapan ikan dan pasar sampai ke tangan konsumen. Tingkat higienitas pada saat penanganan ikan, sangat kurang. Escherchia coli dan Staphylococcus sp adalah contoh bakteri enterik yang mengkontaminasi ikan dan diduga terjadi pada saat penanganan ikan.
Bakteri pathogen lain yang dapat mengkontaminasi ikan, yaitu Salmonella yang dapat menimbulkan penyakit Salmonellosis (demam tifus, septicemia dan gastroenteritis). “Selain itu, proses pencucian ikan, sebelum proses pembuatan surimi menjadi jalan masuknya mikroba, sehingga mikroba akan menempel pada daging ikan,” kata Elok Kurnia Novita STP MP sebagai salah satu tim pengabdian Polije dalam pengembangan produk Surimi.
Menurut dia, penentuan awal serta penentuan mutu ikan segar, penting dilakukan untuk mencegah terjadinya keracunan makanan akibat kontaminasi bakteri pathogen atau food borne disease (FBD) yang disebabkan mikroba masuk bersama makanan. “Solusi Permasalahan tersbeut dengan penerapan teknologi Oscillating Magnetic Field (OMF) pada daging ikan yang telah melalui proses pencucian dan pencincangan,” imbuhnya.
Inovasi kedua melalui Pengemasan Produk Surimi. “Tujuan pengemasan adalah untuk menjaga barang dari kerusakan, memelihara higienitas dan keutuhan serta memudahkan proses distribusi barang,” ujar Risse Entikaria R, SPd MSi, anggota tim pengabdian Polije.
Menurut dia, penyimpanan surimi dilakukan secara beku, hal ini disebabkan karena surimi adalah bahan setengah jadi yang belum ada pemrosesan. Produk perikanan, adalah bahan pangan yang mudah rusak selama penyimpanan. “Oleh karenanya, bahan pengemas yang digunakan adalah kemasan yang mampu menjaga mutu surimi selama penyimpanan beku surimi,’ujarnya.
Inovasi selanjutnya adalah mengemas surimi dengan plastik polyethylene. Berikutnya menerapkan manajemen Usaha Surimi Berbasis OMF. “Kelayakan usaha surimi berbasis teknologi OMF perlu dilakukan analisis Teknoekonomi berdasarkan 5 kriteria, agar menjamin usaha pengembangan bisa suistanable,” terangnya. (ron)
