Dari Acara Ngopi Bareng KAHMI bersama Prof Mahfud MD, Menkopolhukam
NEWBIZ.ID, JEMBER – Prof Dr Mohammah Mahfud MD, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Kemananan (Menkopolhukam) bertatap muka dengan sekitar 100 anggota Korps Alumni HMI (KAHM) Jember di Kafe Tebing Taman Botani Jember, (28/10). Prof Mahfud yang pernah dapat julukan Peluru Tak terkendali ini bercerita tentang kondisi Bangsa Indonesia ini.
Prof Mahfud MD, Menkopolhukam RI menyatakan banyak anggota KAHMI, alumni HMI yang memiliki posisi-posisi penting di Indonesia, termasuk di kampus-kampus. Termasuk di Universitas Jember (Unej) yang wakil rektor III-nya dari KAHMI. “Bahwa kita (KAHMI, Red) banyak mencetak kader, wakil rektor III Unej KAHMI (Prof Bambang Kuswandi, Red) juga professor. ITS, Unair, UGM banyak KAHMI, Rektor IPB Arif Satria juga KAHMI, saya optimis (dengan KAHMI, Red),” kata Prof Mahfud saat bertatap muka dengan anggota KAHMI dan HMI di Jember.

“Peran HMI dalam mencapai visi dan misinya? Di kampus-kampus, dosen-dosen diberi kesempatan dari KAHMI. Dulu jaman Daoed Yusuf Mandiknas tidak boleh organisasi ekstra. Waktu saya ketua Majelis Nasional KAHMI saya sampaikan ke Pak Menteri Pendidikan M Nuh, Pak Nuh juga HMI. Ini organisasi ekstra hidup kembali,” kata Prof Mahfud MD. Kini organisasi ektra kampus, termasuk HMI sudah bisa masuk ke kampus-kampus.
Lantas, Prof Mahfud menjelaskan tentang visi dan misi HMI. “Kalau kita baca tujuan HMI, yang kemudian kita kenal kualitas insan cita, yaitu terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terbentuknya masyarakat yang adil dan makmur, kalau melihat masyarakat adil dan makmur Indonesia.

HMI lahir dalam rangka mempertahankan Indonesia, 5 Februari 1947 di kampus UII. Jelas tertulis sejarahnya, HMI anak kandung NKRI. Membangun nilai-nilai Islam tanpa harus membangun Negara Islam. Wawasan kenegaraan, wawasan politik KAHMI itu seperti kata Bang Akbar ke Islaman dan Keindonesiaan, itu jangan di pertentangkan. Itu sudah dibicarakan mendalam, ke- Indonesia dan ke-Islaman adalah roh kehidupan berbangsa Indonesia,” ujarnya.
Dia menyebut alumni HMI banyak tersebar di Indonesia, termasuk di partai-partai. “Orang HMI boleh bergabung di mana saja, partai mana saja, di Partai Demokrat ada, PDIP banyak HMI-nya, PKS juga banyak HMI-nya, Golkar apa lagi, dulu Pak Akbar, Pak Jusuf Kalla ketua Golkar..harus diingat ini negara kesatuan, Negara kosmopolit (inklusif dalam hidup bernegara),” ungkapnya. Prof Mahfud mengingatkan KAHMI punya tanggungjawab moral untuk terus ikut aktif mengawal dan memajukan Indonesia.
Prof Mahfud mengaku senang bisa bertatap muka dengan alumni HMI di Jember. “Sebenarnya saya ingin bertemu dengan 10 atau 15 pengurus KAHMI. Tetapi saat ini (Jumat malam, Red) ada sekitar 100 alumni HMI yang hadir,” ujarnya.

Dalam pertemuan itu, Prof Mahfud menjawab tiga pertanyaan tentang kondisi Indonesia saat ini. Antara lain masalah tragedi Kanjuruhan Malang yang banyak makan korban serta penegakan hukum. Bahkan, Prof Mahfud mengakui pernah melakukan simulasi bersama ICW bahwa 92 persen pilkada di Indonesia menang karena dukungan cukong, Sedangkan KPK Mengakui, ada 84 persen yang menang karena didukung cukong. (ron)